Mycoplasma Hyopneumoniae (Enzootic Peneumoniae) Pada Babi
Mycoplasma hyopneumoniae merupakan agen utama penyebab enzootic pneumonia pada babi. Penyakit yang disebabkan oleh Mycoplasma hyopneumoniae menyebabkan kerugian ekonomi karena dapat memperlambat proses pertumbuhan, faktor predisposisi bagi beberapa agen penyakit yang juga menyebabkan pneumonia (radang pada paru), menyebabkan rendahnya feed conversion rate (FCR).
Feed conversion rate (FCR) dapat menurun 14-20% dan average daily gain / rata-rata penambahan berat badan (ADG) menurun 16-30% pada babi yang terinfeksi Mycoplasma hyopneumoniae. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini juga menyebabkan tingginya morbiditas (angka kesakitan) meskipun mortalitasnya (angka kematian) rendah. Menurut hasil survey pada peternakan di eropa, Mycoplasma hyopneumoniae merupakan agen penyakit yang paling banyak merugikan peternak.
Mycoplasma hyopneumonia merupakan bakteri gram positif yang berukuran kecil, tidak memiliki dinding sel, pleomorfik dan pertumbuhannya sangat lambat apabila dibandingkan dengan spesies mycoplasma lainnya.
Bakteri ini dapat ditanam pada media buatan namun membutuhkan waktu yang cukup lama. Mycoplasma hyopneumoniae juga sangat sensitiv terhadap kondisi lingkungan seperti perubahan tekanan osmosis dan juga resisten terhadap antibiotik yang mengahambat pembentukan dinding sel.
Penyakit yang disebabkan oleh Mycoplasma hyopneumoniae dapat ditularkan oleh gilt (babi dara) atau induk dengan paritas muda ke piglet. Penularan secara kontak langsung dalam satu kandang juga dapat terjadi dan cukup susah untuk ditularkan oleh objek yang terkontaminasi oleh sekret saluran pernafasan.
Beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan tingginya kejadian penyakit ini antara lain:
- Banyaknya visitor (pengunjung) yang masuk ke dalam kandang atau peternakan tanpa memperhatikan biosekuriti.
- Kepadatan populasi
- Level amonia yang tinggi
- Banyaknya debu
- Kelembaban
- Ventilasi yang kurang baik
Mycoplasma hyopneumoniae biasanya ditemukan pada babi muda dan tidak biasanya terjadi pada babi dewasa. Kemungkinan hal itu disebabkan karena pada saat masih muda babi telah terinfeksi sehingga antibodi yang terbentuk saat infeksi membuat babi yang sudah tua tahan terhadap infeksi selanjutnya.
Masa inkubasi dari penyakit ini adalah 10-16 hari. Mycoplasma hyopneumoniae melakukan penetrasi pada silia. Mycoplasma hyopneumoniae ini mempunyai enam protein dan sel targetnya mempunyai reseptor terhadap keenam protein tersebut. Hal ini menyebabkan aktivitas silia menurun dan mulai hilang secara perlahan yang disertai dengan terbentuknya koloni kecil dari Mycoplasma hyopneumoniae.
Silia selanjutnya akan hilang secara utuh, eksudat mulai muncul dan terjadi hiperplasia limfoid di sekitarnya. Adanya tekanan jaringan limfoid disekitarnya dapat menyebabkan kerusakan atau menghilangkan konsistensi dinding sel bronkioli dan menyebabkan kolaps disekitar alveoli.
Mycoplasma hyopneumoniae juga menekan sitem imun dengan cara menghambat fagositosis makrofag. Kerusakan epitel, adanya mukus dan sifat imunosupresif merupakan faktor pendukung munculnya infeksi sekunder seperti Actinobacillus Pleuropneumoniae (APP), Pasteurella dan beberapa bakteri lainnya yang dapat menyebabkan timbulnya pus (nanah) seperti Actinomyces pyogenes.Pada saat terjadi infeksi sekunder, tanda klinis dan lesi yang terbentuk akan menjadi semakin parah sehingga dapat menyebabkan kematian.
Penyakit ini ditandai dengan adanya batuk namun tidak konsisten. Batuk akan semakin parah apabila disertai dengan infeksi sekunder. Kejadian penyakit ini pun tidak dipengaruhi oleh umur. Tidak ada tanda klinis yang khas atau patognomonik untuk penyakit ini, peningkatan suhu tubuh juga tidak begitu drastis (400C-40.30C), perlambatan pertumbuhan, pada suatu peternakan dapat terlihat dari tingginya angka morbiditas namun mortalitasnya rendah.
Pada kebanyakan kasus biasanya berhubungan dengan Actinobacillus Pleuropneumoniae (APP) dan Pasteurella. Tipe penumonia pada penyakit yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia adalah katharal bronchopneumoniae.
Pada pemeriksaan post mortem lesinya biasanya terdapat pada apex dan kardiak paru, lobus asesorius serta bagian kranial dari lobus kaudal. Pada penyakit kronis terjadi atelektasis paru dan pembengkakan limfonodus bronkial dan mediastinal.
Antibiotik yang dapat dipakai untuk mengobati Mycoplasma hyopneumonia antara lain : Tetrasiklin, Tiamulin, Tylosin, norfloxacin dan lincomycin. Mycoplasma hyopneumoniae resisten terhadap antibiotik yang menghambat pembentukan dinding sel seperti penicilin, ampicilin, amoxycilin, cephalosporin, erytromicin, streptomicin, thrymetropim dan sulfonamid. Adanya infeksi sekunder menyebabkan kesulitan dalam pemilihan antibiotik yang tepat.
2 komentar untuk "Mycoplasma Hyopneumoniae (Enzootic Peneumoniae) Pada Babi"